Kamis, 01 Desember 2011

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya

photo: centhini/indoplaces
Hanya dua monumen di Indonesia yang dikelola Pusjarah TNI (Pusat Sejarah TNI). Yang satu 'Monumen Seroja', untuk mengenang para pejuang yang terlibat proses integrasi Timor Timur ke Indonesia, 1976-1979. Monumen ini berada di kompleks Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta timur.

Monumen yang satu lagi adalah Monumen Pancasila Sakti. Siapapun tahu, monumen yang berada di Lubang Buaya, Jakarta Timur, ini dibangun untuk mengenang para pahlawan yang jadi korban kekejaman pemberontakan G30S/PKI.

Monumen yang berada di area seluas 14,3 hektar ini diresmikan Presiden Soeharto pada Agustus 1973, bertepatan dengan peringhati Hari Kesaktian Pancasila. Tiga tahun kemudian, berdasar Surat Keputusan Menpangad No. KEP.977/9/1996 tanggak 17 September 1966, setiap tahun dimulai tradisi memperingati Hari Peringatan Kesaktian Pancasila. Dan akhirnya, pada 1980, Pusjarah TNI, atau dulu Pusjarah ABRI, mendapat mandat menjadi pengelola Monumen Pancasila Sakti berdasarkan Kepres No. 51/1980.

Belakangan, karena PKI tak hanya beraksi di Jakarta dan Lubang Buaya, dirasa perlu pula untuk membangun 'monumen lain' untuk mengingatkan bangsa Indonesia pada aksi PKI di berbagai wilayah Indonesia. Atas prakarsa Kepala Pusjarah ABRI Brigjen TNI Prof. DR. Nugroho Notosusanto --dan disetujui oleh Menhankam/ Pangab Jendral TNI M Yusuf dan Presiden Soeharto-- akhirnya dibangunlah 'Museum Pengkhiantan PKI' di area monumen Lubang Buaya. Presiden Soeharto meresmikannya pada 1 Oktober 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar